RSS Subscribe

Selasa, 10 Juli 2012

contoh makalah keperawatan maternitas




contoh makalah keperawatan maternitas

Atonia Uteri
Definisi
Atonia uteria (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 menit setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). (JNPKR, Asuhan Persalinan Normal, Depkes Jakarta ; 2002).
Atonia uteri adalah uterus yang tidak berkontraksi setelah janin dan plasenta lahir.(Manuaba,1998)

Etiologi
Atonia uteria dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor prediposisi penunjang seperti:
  1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi.
  2. Umur yang terlalu muda dan tua.
  3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
  4. Partus lama / partus terlantar
  5. Malnutrisi
  6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus.

Manifestasi klinis
a)      Uterus tidak berkontraksi dan lembek.
b)      Uterus menjadi lunak dan pembuluh darah pada daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar.
c)      Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer).
Komplikasi
Pencegahan atonia uteri
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Menejemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri.


Konsep asuhan keperawatan
pada masa postpartum (atonia uteri)
  1. Pengkajian
Pada kasus perdarahan postpartum seharusnya dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan lebih di fokuskan pada:
  1. Aktivitas atau istirahat dengan melaporkan kelelahan berlebihan.
2.      Sirkulasi kehilangan darah pada kelahirannya umumnya 400-500 ml(    kelahiran pervaginam) meskipun kehilangan darah sering diabaikan.Riwayat anemia kronis, defek koagulasi kongenital, atau insidental, serta idiopatik trombositopenia purpura.
  1. integritas ego. Cemas, ketakutan, dan khawatir.
Perdarahan postpartum awal (samapi 24 jam setelah kelahiran)
a) Sirkulasi
1. Perubahan TD dan nadi ( mungkin tidak terjadi sampai kehilangan darah bermakna)
2. Perlambatan pengisian kapiler
3. Pucat, kulit, dingin/lembap
4. Perdarahan vena dari uterus
5. Hemoragi berat atau gejala syok diluar proposi jumlah kehilangan darah.
b) Eliminasi
            Kesulitan berkemih dapat menunjukan hematoma dari porsi vagina.
c) Seksualitas
Pembesaran uterus lunak dan menonjol, sulit dipalpasi, perdarahan merah terang dari vagina ( lambat atau tersembunyi) bekuan-bekuan besar dikeluarkan dari masase uterus ( atonia uteri)


b.      Diagnosa keperawatan 
1.Kekurangan volume cairan b/d kehilangan vaskular yang berlebihan
2.Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia
3.Ansietas b/d krisis situasi ancaman pada diri sendiri
c. NCP
Dx keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.Kekurangan volume cairan b/d kehilangan vaskular yang berlebihan.
Setelah dilakuakn tindakan keperawatan masalah volume cairan adekuat dengan KH:
TTV dalam batas normal, pengisian kapiler cepat ( kurang dari 3 detik), input dan output cairan seimabng, membran mukosa lembab.
1.Kaji dan catat jumlah, tipe, sisi perdarahan. Simpan bekuan darah untuk dievaluasi oleh dokter.






2. Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus.






3. Perhatikan hipotensi dan takikardia, perlambatan pengisian  kapiler , serta membran mukosa dan bibir




4. Pantau masukan dan keluaran: perhatiakn berat jenis urin.





5. Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis
1.Perkiraan kehilangan darah, arterial versus venadan adanya bekuan-bekuan darah membantu membuat diagnosis banding serta menentukan kebutuhan penggantian.
2.Derajat kontraktilitas uerus membantu dalam diagnosis banding. Peningkatan kontraktilitas miometrium dapt menurunkan kehilangan darah.
3. Tanda-tanda menunjukan hipovolemik dan terjadinya syok. Perubahan TD tidak dapat dideteksi sampai volume cairan telah menurun hingga 30-50%.
4. Bermanfaat dalam memperkirakan luas / signifikansi kehilangan cairan volume perfusi/ sirkulasi adekuat ditunjukan dengan keluaran 30-50%.
5.Meningkatkan relaksasi, menurunkan ansietas, dan kebutuhan metabolik.  
2. perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia
setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan kemabali normal dengan KH:
TD, nadi darah arteri Hb/Ht dalam batas normal, pengisian kapiler cepat.
1. Perhatikan Hb atau Ht sebelum dan sesudah kehilangan darah. Kaji staus nutrisi, tinggi ,BB







2. Pantau tanda vital, catat durasi, dan durasi episode hipovolemik.



3. Perhatiakan tingkat kesadran dan adanya perubahan prilaku





4. kaji warna dasar kuku mukosa mulut, gisi, dan lidah serta perhatikan suhu kulit.



5. kolaborasi
Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
1. Nilai bandingan membantu menentukan beratnya kehilangan darah, status sebelumnya dari kesehatan yang buruk meningkatkan luasnya cedera karena kekurangan O2
 3.Luasnya keterlibatan hipofisi dapat dapat dihubungkan dengan derajat dan durasi hipotensi.
3. Perubahan sensorium adalah indikator dini hipoksia, mungkin tidak tampak  samapi kadar POturun di bawah 50mmHg.
4. Pada  kompensasi vasokontriksi sirkulasi pada pembuluh perifer diturunkan yang mengakibatkan suhu kulit dingin.
5. Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk transpor sirkulasi ke jaringan

3. Ansietas b/d krisis situasi ancaman pada diri sendiri.
setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat teratasi dengan KH:
Menggunakan tehknik pernapasan dan tehnik relaksasi yang efektif
Ansietas teratasi
1.Kaji respons psikologi pada ibu



2. Anjurkan orang terdekat  untuk tetap bersama ibu dukungan dan membantu seuai kebutuhan







3. Beriakn lingkungan yang tenang, posisikan ibu untuk kenyamanan.
1.Makin ibu merasakan ancaman makin besar tingkat ansietas.

2. Memungkinkan partisipasi penuh dari orang pendukun, menungkatakn harga diri, mempertahankan kedekatan keluarga, menurunkan ansiatas, dan memberikan bantuan profesional.
3. Menurunkan ketidaknyamanan, memfokuskan perhatian ibu.

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa untuk mengomentari tautan diatas.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More