Tips Agar Anak Doyan Makan
Memiliki putra -putri yang sehat, lincah, riang gembira adalah dambaan
setiap orang tua. Namun kegembiraan tersebut akan mulai sirna apabila anak mulai rewel dan tidak mau makan, tentu membuat orang tua terutama para ibu menjadi
was-was.
Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi susah/tidak mau makan. Mungkin
anak bosan dengan menu hariannya, mau tumbuh gigi, sedang mengalami masalah
psikologis, atau anak lagi sakit. Namun perlu dipahami, letak masalahnya
bukan hanya pada diri anak. Yang paling penting adalah bagaimana memberi
perhatian penuh diwaktu makan, dan kreativitas yang dibuat agar makan menjadi
menyenangkan buat anak. Bila kondisi kesehatan anak baik, otomatis selera
makannya pun akan baik.
kreativitas Anda menjadi ujung tombak agar anak doyan makan dan lahap dengan makanannya, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan
:
Upayakan waktu makan menjadi hiburan
bagi anak
Menghibur anak tak sekadar mengajaknya jalan ke mal, lalu mampir ke
restoran cepat saji dimana menu kesukaan anak menunggu di sana. Kenali makanan
kesukaan anak, lalu buatkan spesial untuknya dengan memasak sendiri di rumah.
Jika perlu libatkan anak menyiapkan makanan. Dengan cara ini, anak merasa
terhibur karena bisa menikmati makanan ala restoran di rumah buatan mamanya.
Tanda dia menyukai masakan Anda adalah, makannya lahap, tak bosan, dan meminta
dibuatkan lagi keesokan harinya. Jika sudah begini, Anda pun bisa senyum
sumringah. Untuk menjalani ini tentu Anda perlu mengubah kebiasaan tak suka
memasak menjadi semangat mencari menu baru, lalu mulai belajar membuatnya.
Harus dicoba bukan?
Memodifikasi penyajian sayuran
Sayur menjadi musuh besar bagi anak. Memberikan sayur dalam bentuk utuh
memang tak selamanya berhasil. Padahal sayur penting untuk asupan serat dan
vitamin bagi anak. Untuk menyembunyikan sayuran dalam makanan anak, rebus sayuran (misalkan brokoli), lalu gunakan air rebusan sayur untuk
dicampurkan pada makanan anak. Karena, jika Anda merebus sayuran, vitamin pada
sayuran akan larut pada kuah sayuran tersebut. Memang, anak tidak memakan
brokoli secara langsung, tapi biarkan proses masuknya asupan gizi dari sayuran
berjalan bertahap. Jangan memaksakan anak, karena nantinya anak akan merasa
waktu makan begitu menyebalkan.
Variasi menu yang bergizi
Kreasikan menu di rumah dengan asupan gizi yang tepat untuk kebutuhan anak.
Tentu saja gizi yang baik harus disesuaikan dengan umur dan berat badan anak.
Tidak usah terlalu mengkhawatirkan apakah angka kecukupan gizi pada anak sudah
terpenuhi. Berikan makanan dengan asupan gizi lengkap secara bertahap, termasuk
dalam memberikan susu. Campurkan saja susu dalam menu sup kreasi Anda.
Lagi-lagi, rajinlah mengumpulkan menu sehat untuk anak dan variasikan sesuai
kebutuhan.
Ciptakan suasana seru
Keterlibatan orang tua menjadi penting untuk urusan makan pada anak. Jika
Anda punya kebiasaan minum teh, dan anak Anda sudah waktunya makan ringan,
ciptakan permainan seru. Ajak anak, misalkan bermain minum teh, belikan cangkir
kecil yang menarik buat anak-anak, lalu berikan sup pada anak, sementara Anda minum
teh. Dengan cara ini Anda menciptakan kebersamaan dengan buah hati, sementara
asupan gizinya pun terpenuhi.
Perlukah pemberian suplemen vitamin?
Anak picky eater (susah/tidak mau makan) , kurus atau berat badan sulit naik, sebenarnya
juga tak bisa dijadikan ‘pembenaran’ untuk memberikan suplemen vitamin secara rutin. Karena suplemen bukan satu-satunya solusi bagi
masalah-masalah tersebut. Langkah utama yang harus ditempuh orangtua adalah
berupaya agar selera makan anak menjadi luas, mencari penyebab anak menjadi
susah/tidak mau makan, atau mencari tahu mengapa berat badan anak sulit naik.
Untuk sementara, kekurangan vitamin dalam tubuh anak memang dapat dipenuhi
melalui suplemen, sambil orangtua berupaya menyelesaikan masalah sebenarnya.
Kalaupun orangtua ingin memberikan suplemen vitamin kepada anaknya, menurut
AAP (American Academy of
Pediatrics) 1 dosis suplemen multivitamin per hari tidak membahayakan. Dengan catatan,
tiap dosis suplemen tersebut tidak melebihi angka kecukupan gizi (RDA/Recommended Daily Allowance), meskipun kelebihan
itu hanya untuk satu jenis vitamin atau mineral. Dan jangan pilih suplemen yang
memiliki kandungan megadosis (dosis besar). Bahkan idealnya, suplemen
multivitamin itu (seharusnya) kandungannya lebih rendah dari AKG (angka
kecukupan gizi).
Satu hal yang harus orangtua ingat, vitamin bukan satu-satunya yang
diperlukan oleh tubuh. Sungguh ironis bila orangtua begitu getol memberi
anaknya suplemen, dengan alasan agar kebutuhan vitamin dan mineralnya
terpenuhi, tetapi tidak berupaya untuk memperbaiki pola makan anak. Karena
vitamin dan mineral akan mubazir tanpa adanya kecukupan zat gizi utama seperti
karbohidrat, protein (hewani dan nabati), maupun lemak.
0 komentar:
Posting Komentar
jangan lupa untuk mengomentari tautan diatas.