RSS Subscribe

Selasa, 10 Juli 2012

tips agar anak doyan makan








Tips Agar Anak Doyan Makan
Memiliki putra -putri yang sehat, lincah, riang gembira adalah dambaan setiap orang tua. Namun kegembiraan tersebut akan mulai sirna apabila anak mulai rewel dan tidak mau makan, tentu membuat orang tua terutama para ibu menjadi was-was.


Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi susah/tidak mau makan. Mungkin anak bosan dengan menu hariannya, mau tumbuh gigi, sedang mengalami masalah psikologis, atau anak lagi  sakit. Namun perlu dipahami, letak masalahnya bukan hanya pada diri anak. Yang paling penting adalah bagaimana memberi perhatian penuh diwaktu makan, dan kreativitas yang dibuat agar makan menjadi menyenangkan buat anak. Bila kondisi kesehatan anak baik, otomatis selera makannya pun akan baik.
kreativitas Anda menjadi ujung tombak agar anak doyan makan dan lahap dengan makanannya, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan :
Upayakan waktu makan menjadi hiburan bagi anak
Menghibur anak tak sekadar mengajaknya jalan ke mal, lalu mampir ke restoran cepat saji dimana menu kesukaan anak menunggu di sana. Kenali makanan kesukaan anak, lalu buatkan spesial untuknya dengan memasak sendiri di rumah. Jika perlu libatkan anak menyiapkan makanan. Dengan cara ini, anak merasa terhibur karena bisa menikmati makanan ala restoran di rumah buatan mamanya. Tanda dia menyukai masakan Anda adalah, makannya lahap, tak bosan, dan meminta dibuatkan lagi keesokan harinya. Jika sudah begini, Anda pun bisa senyum sumringah. Untuk menjalani ini tentu Anda perlu mengubah kebiasaan tak suka memasak menjadi semangat mencari menu baru, lalu mulai belajar membuatnya. Harus dicoba bukan?
Memodifikasi penyajian sayuran
Sayur menjadi musuh besar bagi anak. Memberikan sayur dalam bentuk utuh memang tak selamanya berhasil. Padahal sayur penting untuk asupan serat dan vitamin bagi anak. Untuk menyembunyikan sayuran dalam makanan anak, rebus sayuran (misalkan brokoli), lalu gunakan air rebusan sayur untuk dicampurkan pada makanan anak. Karena, jika Anda merebus sayuran, vitamin pada sayuran akan larut pada kuah sayuran tersebut. Memang, anak tidak memakan brokoli secara langsung, tapi biarkan proses masuknya asupan gizi dari sayuran berjalan bertahap. Jangan memaksakan anak, karena nantinya anak akan merasa waktu makan begitu menyebalkan.
Variasi  menu yang bergizi
Kreasikan menu di rumah dengan asupan gizi yang tepat untuk kebutuhan anak. Tentu saja gizi yang baik harus disesuaikan dengan umur dan berat badan anak. Tidak usah terlalu mengkhawatirkan apakah angka kecukupan gizi pada anak sudah terpenuhi. Berikan makanan dengan asupan gizi lengkap secara bertahap, termasuk dalam memberikan susu. Campurkan saja susu dalam menu sup kreasi Anda. Lagi-lagi, rajinlah mengumpulkan menu sehat untuk anak dan variasikan sesuai kebutuhan.
Ciptakan suasana seru
Keterlibatan orang tua menjadi penting untuk urusan makan pada anak. Jika Anda punya kebiasaan minum teh, dan anak Anda sudah waktunya makan ringan, ciptakan permainan seru. Ajak anak, misalkan bermain minum teh, belikan cangkir kecil yang menarik buat anak-anak, lalu berikan sup pada anak, sementara Anda minum teh. Dengan cara ini Anda menciptakan kebersamaan dengan buah hati, sementara asupan gizinya pun terpenuhi.
Perlukah pemberian suplemen vitamin?
Anak picky eater (susah/tidak mau makan) , kurus atau berat badan sulit naik, sebenarnya juga tak bisa dijadikan ‘pembenaran’ untuk memberikan suplemen vitamin secara rutin. Karena suplemen bukan satu-satunya solusi bagi masalah-masalah tersebut. Langkah utama yang harus ditempuh orangtua adalah berupaya agar selera makan anak menjadi luas, mencari penyebab anak menjadi susah/tidak mau makan, atau mencari tahu mengapa berat badan anak sulit naik. Untuk sementara, kekurangan vitamin dalam tubuh anak memang dapat dipenuhi melalui suplemen, sambil orangtua berupaya menyelesaikan masalah sebenarnya.
Kalaupun orangtua ingin memberikan suplemen vitamin kepada anaknya, menurut AAP (American Academy of Pediatrics) 1 dosis suplemen multivitamin per hari tidak membahayakan. Dengan catatan, tiap dosis suplemen tersebut tidak melebihi angka kecukupan gizi (RDA/Recommended Daily Allowance), meskipun kelebihan itu hanya untuk satu jenis vitamin atau mineral. Dan jangan pilih suplemen yang memiliki kandungan megadosis (dosis besar). Bahkan idealnya, suplemen multivitamin itu (seharusnya) kandungannya lebih rendah dari AKG (angka kecukupan gizi).
Satu hal yang harus orangtua ingat, vitamin bukan satu-satunya yang diperlukan oleh tubuh. Sungguh ironis bila orangtua begitu getol memberi anaknya suplemen, dengan alasan agar kebutuhan vitamin dan mineralnya terpenuhi, tetapi tidak berupaya untuk memperbaiki pola makan anak. Karena vitamin dan mineral akan mubazir tanpa adanya kecukupan zat gizi utama seperti karbohidrat, protein (hewani dan nabati), maupun lemak.

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa untuk mengomentari tautan diatas.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More